Senin, 04 Juni 2012

Doa agar selamat dunia dan akhirat


Kehidupan kita di dunia ini penuh dengan tantangan dan cobaan. Sebagai makhluk yang lemah, kita tak luput dari ancaman kebodohan, kemiskinan, hutang, penyakit, kecelakaan, bencana alam, dan segudang masalah lainnya. Jika di dunia saja begitu banyak masalah mendera kita. Bagaimana pula dengan masalah yang akan menunggu kita di alam barzakh dan akhirat kelak? Tiada tempat memohon dan berlindung kecuali kepada Allah SWT. Dalam hal ini, Rasulullah SAW telah mengajarkan sebuah doa dahsyat yang sangat penting bagi keselamatan hidup umatnya di dunia dan akhirat.
Selamat menghafal, memahami, dan mengamalkan doa dahsyat tersebut!

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( مَا مِنْ دَعْوَةٍ يَدْعُو بِهَا الْعَبْدُ أَفْضَلَ مِنْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْمُعَافَاةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ))
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tiada doa yang diucapkan oleh seorang hamba yang lebih utama dari doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْمُعَافَاةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 3841. Sanadnya dinyatakan shahih oleh al-hafizh Al-Bushiri dan syaikh al-Albani)

عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَ : (( قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ : سَلْ اللَّهَ الْعَافِيَةَ ، فَمَكَثْتُ أَيَّامًا ، ثُمَّ جِئْتُ فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي شَيْئًا أَسْأَلُهُ اللَّهَ ؟ فَقَالَ لِي : يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّ رَسُولِ اللَّهِ سَلْ اللَّهَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ))
Dari Abbas bin Abdul Muthalib berkata, Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang aku bisa memohon kepada Allah dengannya!” Beliau bersabda, “Mohonlah kepada Allah keselamatan!” Beberapa hari setelah itu saya datang lagi kepada beliau dan bertanya, “‘Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang aku bisa memohon kepada Allah dengannya!” Beliau bersabda, “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah! Mohonlah kepada Allah keselamatan di dunia dan akhirat!”
(HR. Tirmidzi no. 3436, Ahmad no. 1687, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 726, Al-Hakim, 1/529, Ath-Thabrani dan Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi. Dishahihkan oleh Al-Hakim, Adz-Dzahabi, dan Al-Albani)

Nabi SAW sudah menganggap paman beliau, Abbas bin Abdul Muthalib, seperti ayahnya sendiri. Beliau SAW mencintainya dan berbakti kepadanya sebagaimana seorang anak mencintai dan berbakti kepada ayah kandungnya. Ketika pamannya datang untuk meminta doa ‘andalan’, Nabi SAW mengajarinya doa memohon keselamatan hidup di dunia dan akhirat.
Selama beberapa hari, pamannya mengamalkan doa andalan tersebut. Namun ia belum merasa cukup, karena ia merasa masih banyak kebutuhan hidupnya yang belum terpenuhi. Ia pun datang kepada Nabi SAW dan meminta doa andalan yang lain. Namun Nabi SAW kembali mengajarkan doa yang sama. Beliau SAW tidak mengajarkan doa-doa mustajab yang lain. Imam Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi menjelaskan bahwa peristiwa ini mengajarkan beberapa pelajaran penting:
  1. Doa memohon keselamatan adalah doa yang sangat penting. Tiada satu doa pun yang menyamainya, dan tiada satu permohonan pun yang mampu menggantikan posisinya.
  2. Dorongan kepada orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk senantiasa menetapi doa tersebut saat mengadukan permohonannya kepada hadapan Allah SWT.
  3. Keselamatan memiliki arti pembelaan dan perlindungan Allah SWT kepada hamba-Nya. Seorang muslim yang mengucapkan doa ini berarti telah menjadikan Allah SWT sebagai pelindung dan pembelanya dari segala kesulitan hidup yang akan ia temui di dunia dan akhirat.
  4. Doa ini merupakan sebaik-baik bekal untuk menolak segala bahaya dan meraih segala kebajikan.

Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan doa ini kepada pamannya saja. Beberapa sahabat yang datang kepada beliau dan meminta doa andalan, senantiasa diajari doa ini. Sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut.
عن أنس رضي الله عنه قال : (( أتى النبي صلى الله عليه وسلم رجل فقال : يا رسول الله ، أي الدعاء أفضل ؟ قال : « سل الله العفو والعافية في الدنيا والآخرة » ، ثم أتاه الغد فقال : يا نبي الله ، أي الدعاء أفضل ؟ قال : « سل الله العفو والعافية في الدنيا والآخرة ، فإذا أعطيت العافية في الدنيا والآخرة فقد أفلحت » ))
Dari Anas RA berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan berkata: ‘Wahai Rasulullah, doa apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Mohonlah kepada Allah ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat!” Keesokan harinya laki-laki itu kembali datang kepada Nabi SAW dan berkata: ‘Wahai Nabiyullah, doa apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Mohonlah kepada Allah ampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat! Jika engkau telah dkaruniai keselamatan di dunia dan akhirat, niscaya engkau telah beruntung.”
(HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 637, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ ، وَمَا سُئِلَ اللَّهُ شَيْئًا يَعْنِي أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يُسْأَلَ الْعَافِيَةَ ، إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ ))
Dari Ibnu Umar RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa di antara kalian dilapangkan hatinya untuk berdoa, niscaya telah dibukakan untuknya pintu-pintu rahmat (kasih saying Allah). Allah tidak pernah dimintai sesuatu yang lebih Dia sukai dari permohonan keselamatan. Sesungguhnya doa itu bermanfaat terhadap musibah yang telah turun dan musibah yang belum turun. Oleh karena itu, hendaklah kalian senantiasa berdoa, wahai para hamba Allah!”
(HR. Tirmidzi no. 3471 dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan Al-Albani)

عن رفاعة بن رافع قَالَ : (( قَامَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ بَكَى فَقَالَ : قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الأَوَّلِ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ بَكَى فَقَالَ : "اسْأَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنْ الْعَافِيَةِ" ))
Dari Rifa’ah bin Rafi’ berkata, “Abu Bakar Ash-Shiddiq RA berdiri di atas mimbar lalu menangis. Kemudian ia berkata: ‘Rasulullah SAW pada tahun pertama hijrah berdiri di atas mimbar, lalu menangis, dan bersabda: “Hendaklah kalian memohon kepada Allah ampunan dan keselamatan. Setelah dikaruniai keyakinan (iman), sesungguhnya seorang hamba tidak diberi karunia yang lebih baik daripada keselamatan.”
(HR. Tirmidzi no. 3481, Al-Hakim, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan Al-Albani. Hadits yang semakna dengan lafal yang lebih lengkap diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Awsat bin Ismail dari Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sanadnya dishahihkan oleh Ahmad Syakir)

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ (( أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِقَومٍ مُبْتَلَينَ ، فَقَالَ : أَمَّا كَانَ هَؤُلاَءِ يَسْأَلُونَ الْعَافِيَةَ ؟! ))
Dari Anas RA bahwa Nabi SAW berjalan melewati beberapa orang yang terkena musibah. Maka beliau SAW bertanya, “Apakah mereka tidak memohon keselamatan (kepada Allah)?”
(HR. Al-Bazzar. Al-hafizh Al-Haitsami dalam Majmauz Zawaid berkata: Seluruh perawinya tsiqah. Al-Albani juga menshahihkannya)

Wallahu a’lam bish-shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Leave Comments On My Blog