Jumat, 01 Juni 2012

Pernyataan resmi Imarah Islam Afghanistan terkait pembakaran sekolah dan kasus keracunan para siswi sekolah putri


Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, bahwa beberapa sekolah putri di Afghanistan berturut-turut teracuni, dimana ratusan siswi mengalami keracunan tanpa sebab yang belum jelas. Beberapa pejabat boneka rezim Kabul sering menuduh Mujahidin Taliban (Imarah Islam Afghanistan) berada dibalik insiden keracunan tersebut dan membakar sekolah-sekolah, karena mereka menuduh Taliban tidak mendukung pendidikan terutama pendidikan bagi wanita.
Tuduhan ini telah dijadikan alat oleh media-media pro-kolonialisme untuk  terus membuat citra buruk terhadap Mujahidin.
Tuduhan keji itu telah dibantah oleh Mujahidin, menyatakan bahwa hal tersebut tidak mendasar dan tidak benar, dan akan menghukum  siapa saja yang tertangkap sebagai pelakunya. Berikut adalah terjemahan pernyataan resmi Mujahidin Imarah Islam Afghanistan terkait pembakaran sekolah-sekolah dan kasus keracunan para siswi di sekolah-sekolah putri Afghanistan.
***
Berdasarkan laporan media-media baru-baru ini di provinsi Takhar, beberapa pelajar siswi sekolah telah diracuni. Laporan awal yang diberikan, (terjadi) di provinsi Khost dan beberapa bagian di negara ini. Beberapa media pro-kolonialisme dan media anti-Jihadi yang biasanya melaporkan insiden-insiden ini sebelum yang lainnya (lebih awal melaporkan -red), tiba-tiba menyalahkan Imarah Islam dan tidak menunggu hingga juru bicara resmi Imarah Islam untuk menilai insiden ini. 
Disisi lain, media-media itu mengabaiakan bahwa pada 2011 dalam sebuah konferensi pendidikan di London, Menteri Pendidikan dari rezim boneka Kabul mengakui bahwa yang disebut 'oposisi bersenjata' (baca: Mujahidin) tidak menentang pendidikan laki-laki dan perempuan. Demikian pula wakil menteri mengatakan kepada media bahwa sekolah-sekolah dihancurkan oleh beberapa gengkriminal dan bukan oleh Taliban. Pada saat yang sama, kami ingin mengatakan bahwa pada 22 Februari di daerah Kashkot di distrik Khewa, seorang guru dan 9 siswa terluka dalam penembakan helikopter membabi oleh pasukan penjajah. Tetapi media-media antek (pro-kolonialisme -red) telah menutup mata atas semua fakta dan realitas.
Faktanya adalah baru-baru ini pasukan penjajah telah membunuh dan membakar warga-warga sipil dan anak-anak tak bersalah di daerah Zangawat di distrik Panjwai, dan sebelumnya mereka telah melecehkan jenazah-jenazah para Syuhada' (insya Allah). Demikian juga di pangkalan udara Bagram, mereka melakukan tindakan yang tak termaafkan atas penodaan kitab suci Al-Qur'an. Sekarang para penjajah itu dan antek-antek lokal mereka berusaha untuk mengalihkan perhatian bangsa Afghan, juga masyarakat internasional dari perbuatan dan kejahatan biadab dengan masalah semacam ini yang direncanakan, yaitu meracuni para gadis.
Imarah Islam Afghanistan sekali lagi menyatakan bahwa peristiwa mengerikan semacam ini adalah dilakukan oleh beberapa agen intelijen termasuk agen intelijen pemerintahan boneka Kabul dengan nama 'Keamanan Nasional'.
Kebijakan Mujahidin adalah jelas, yaitu perlawanan bersenjata melawan pasukan penjajah dan pendukung-pendukung mereka sampai pembebasan negeri ini.
Apalagi tuduhan palsu dari para penjajah dan media-media bayaran mereka terhadap Mujahidin, merupakan bagian dari perang media dan tidak memiliki bukti nyata.
Imarah Islam menyatakan bebas sepenuhnya (dari tuduhan keji itu -red) dan mengatakan bahwa kejahatan semacam ini akan dihukum berdasarkan Syari'at Islam, dimanapun tertangkap (pelakunya) di negeri ini.
Imarah Islam Afghanistan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Leave Comments On My Blog