Orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nashrani menyimpan kebencian besar kepada Islam. Selamanya, mereka tak akan ridha kepada agama Allah dan para pemeluknya. Berbagai tipu daya dan makar kan selalu diusahakan untuk memadamkan cahaya Islam. Karenanya, i'dad dan kekuatan harus selalu disiapkan untuk menghadapinya. Allah Ta'ala berfirman,
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya." (QS. Al-Anfal: 60)
Muslimin Indonesia termasuk dalam khitab ayat di atas. Yakni diperintahkan untuk senantiasa mempersiapkan kekuatan perang menghadapi kafirin, baik dari kalangan Ahli Kitab maupun musyrikin. Karena tidak ada beda antara kafir zaman sekarang dengan zaman dahulu. Karena kekafiran adalah satu agama, mengharuskan untuk membenci keimanan.
Bukti kebencian kafir di wilayah Indonesia, tepatnya di Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi bukti benarnya firman Allah Ta'ala. Orang-orang kafirnya berani menunjukkan kecongkakan di negeri yang mayoritas penduduknya umat Islam, melakukan penyerangan terhadap umat Islam di Pontianak. Bahkan mereka berani melakukan sweeping dan memaksa para muslimah untuk membuka jilbab.
“Kaum kafir mensweeping dan memaksa muslimah membuka jilbab,” jelas direktur An Nasr Insitute Kamis (16/3/2012).
Bani Qainuqa' Diperangi Oleh Nabi
Bani Qainuqa' merupakan satu dari tiga kabilah Yahudi terbesar di Madinah selain Bani Nadhir dan Bani Quraidhah. Terhitung kelompok Yahudi yang paling berani dan kuat. Memiliki tujuh ratus ahli perang. Mereka sekutu kaum Khazraj. Perkampungan mereka berada di dalam kota Madinah.
Bani Quinuqa' terikat perjanjian dengan kaum muslimin sesudah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tinggal di Madinah. Tapi mereka menghianati perjanjian tersebut. Mereka tidak bersatu padu bersama kaum muslimin dalam menghadapi musuh dari luar. Bahkan sebaliknya, mereka menyombongkan diri dengan terang-terangan menunjukkan kemarahan dan kedengkian atas kemenangan kaum muslimin dalam perang Badar.
Mereka, Yahudi Bani Qainuqa' suka mencela kaum muslimin. Menganggangu kaum muslimin yang lewat di pasar mereka, bahkan sampai merendahkan kaum wanita Islam. Karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengumpulkan mereka, memberi nasihat, mengajak kepada petunjuk dan kebenaran, dan mengingatkan mereka agar tidak menyalahi perjanjian dan menampakkan permusuhan. Tetapi mereka bertambah benci dan bertindak buruk.
Diriwayatkan Abu Dawud dan selainnya, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Setelah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berhasil mengalahkan kaum Yahudi pada perang Badar, beliau mengumpulkan Yahudi di pasar Bani Qainuqa' selepas sampai di Madinah. Beliau berkata, "Wahai segenap Yahudi, masuklah Islam kalian sebelum apa yang menimpa kaum Quraisy menimpa kalian!"
Mereka menjawab dengan pongah, "Hai Muhammad, jangan engkau terlalu berbangga diri. Engkau telah mengalahkan kaum Qurasy karena mereka bangsa yang tidak berpengalaman dan tidak pandai berperang. Sungguh jika engkau memerangi kami barulah engkau tahu betapa hebatnya kami ini, engkau tidak pernah bertemu dengan orang-orang seperti kami."
Kerenanya Allah menurunkan firman-Nya, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya". Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati." (QS. Ali Imran: 12-13)
Jawaban Yahudi Qainuqa' ini merupakan pernyataan perang secara terang-terangan. Namun Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam masih menahan marahnya. Kaum muslimin juga menahan kesabaran mereka untuk waktu yang cukup lama. Sehingga bani Qainuqa' bertambah jahat dan kurang ajar.
Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abi 'Aun, bahwa ada seorang perempuan Arab masuk ke pasar Bani Qainuqa' membawa susu yang baru dia perah, akan dijual. Lalu dia mendatangi seorang tukang emas. Maka berkerumunlah anak-anak muda Yahudi itu mengelilingi perempuan itu memintanya agar melepas jilbabnya agar terlihat jelas wajahnya. Namun perempuan itu menolak. Lalu Yahudi tukang perhiasan tadi dengan diam-diam sengaja mengikatkan ujung kain tutup badan perempuan itu ke atas dan menyangkutkannya. Kemudian setelah perempuan itu berdiri, terbukalah kain itu dari badannya dan dia jadi bertelanjang, terbukalah kemaluannya.
Perempuan itu memekik meminta tolong, sedang pemuda-pemuda Yahudi itu tertawa bersamasama. Di sana tiba-tiba melintas seorang pemuda Muslim yang naik darah melihat kejadian yang sangat menghinakan itu. Lalu ia menikam tukang emas itu sampai mati. Melihat itu datanglah pemuda-pemuda Yahudi yang tertawa-tawa tadi menyerang pemuda Muslim itu bersama-sama, mengeroyok. Mereka pukuli dan tikami pemuda Muslim itu beramai-ramai, lalu mati pula. Segera hal ini tersebar di kalangan kaum Muslimin, dan timbullah kemurkaan yang meluap-luap kepada Bani Qainuqa'.
Segeralah kampung Bani Qainuqa' dikepung. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri yang memerintahkan pengepungan itu. Karena sudah nyata bahwa mereka sejak semula telah menantang Rasulullah untuk berperang. Ketika mereka telah terkepung rapat kurang lebih 15 malam, tidak ada lagi suara gagah perkasa bahwa merekalah lawan yang sejati, bukan kaum Quraisy yang tidak mengerti ilmu perang itu. lalu mereka menyerah. Mereka menawarkan harta, istri dan anak-anak sebagai syarat mendapatkan kebaikan dan belas kasihan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Namun beliau tidak terpengaruh sedikitpun.
Ringkas cerita, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengusir mereka dari Madinah. Harta mereka dirampas dan dikumpulkan oleh Muhammad bin Maslamah. Dan inilah balasan yang pantas bagi orang kafir yang berani menghina Islam dan kaum muslimin. Dan sikap inilah yang harusnya ditiru oleh pemimpin muslim saat orang-orang kafir sudah berani berbuat onar, menghinakan Islam, mengganggu kaum muslimin, menampakkan permusuhan, dan berani menantang perang. Allaahu Akbar!!. Wallahu Ta'ala a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Leave Comments On My Blog